{"id":411,"date":"2024-10-03T01:05:40","date_gmt":"2024-10-03T01:05:40","guid":{"rendered":"https:\/\/jabaraktual.com\/?p=411"},"modified":"2024-10-03T01:15:44","modified_gmt":"2024-10-03T01:15:44","slug":"mengenal-filsafat-sejarah-1","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/","title":{"rendered":"Mengenal Filsafat Sejarah (1)"},"content":{"rendered":"

Membicarakan filsafat sejarah<\/strong> bukan sekedar sedang berbicara potongan-potongan peristiwa sejarah di masa lalu. Akan tetapi lebih jauh filsafat sejarah upaya untuk menafsir ulang perjalanan sejarah dalam bangunan teori filsafat. Meneliti berbagai macam metodologi yang diciptakan oleh para pemikir sejarah, baik dari kalangan kelompok pemikir ekperimentalis maupun kelompok pemikir rasionalis.<\/p>\n

Filsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang keagungan Tuhan melalui peristwa-peristiwa pada masa lalu, di satu sisi. Sebagaimana Santo Agustinus (354-440 M) menulis karya The City of God<\/em>, arabnya Madinah Allah, seorang teolog dan filsuf Kristen di masa kekaisran Romawi, karya ini mencoba memfilsafati sejarah dengan warna ke-agamaan, di mana ia mencoba mengintgrasikan antara masa lalu, kini dan masa depan dalam satu derita yang sama, yaitu dosa dan penebusannya.<\/p>\n

Agustinus meletakan fondasi teorinya berdasarkan prinsip \u201c pertolongan Tuhan\u201d atau disebut al-Inayah al-Ilahiyah<\/em>. Konon katanya pikiran Santo Agustinus ini mampu mempengaruhi para pemikir filsafat sejarah di abad pertengahan. Namun filsafat sejarah adalah melakukan atau menafsriakan sejarah, bukan saja keagungan ilahi sebagai landasan, di sisi lain.<\/p>\n

Tetapi lebih jauh mencoba meletakan kemurnian sisi rasionalitas melihat pada peristiwa sejarah, sebagai fondasi untuk pristiwa realitas hari ini, sempitnya mencoba melihat peristiwa sejarah oleh pikiran rasio, meminjam perkataan Aristoteles \u201cakal budi\u201d ketika ia berbicara filsafat moral, yang selajutnya Imanuel Kant menggunakan \u201cakal budi\u201d di pake dalam teori pencerahannya.<\/p>\n

Di Barat Puncak filsafat sejarah terjadi pada abad ke 18, para filsuf sejarah mengganti fondasi pemikiran teori \u201cpertolongan Tuhan\u201d menjadi prinsip teori \u201ckemajuan akal\u201d, kemajuan yang berjalan pada kesatu arah yaitu rasionalitas.<\/p>\n

Pada awal abad ke 18 ini ditandai kelahiran seorang filsuf asal Napoli, Italia, Giambastita Vico (1668-1744) karya monumentalnya di bidang tersebut adalah Principles of a New Science Concerning the Common Nature of Nations<\/em> dalam terjemah Inggris. Oleh banyak teoris filsafat sejarah mengenai hal itu kepadanya dikembalikan keutamaan kebangkitan filsafat sejarah.<\/p>\n

Sejumlah komentator filsafat sejarah abad ke 21 berpandangan, karya Viko merupakan karya penting. Sebuah karangan menyegarkan dalam studi filsafat sejarah di abad ke 18, Viko sangat semangat meletakkan dasar prinsip ilmu baru tersebut dengan konprehensif dalam memotret sejarah umat manusia.<\/p>\n

Karya Viko mencoba memecahkan kode sejarah umat manusia, mitologi, dan prinsip dunia kuno. Bahkan dia berpendapat bahwa kunci pemahaman yang benar terletak penerimaan kita terhadap tradisi dan emosional kehidupan orang Yahudi, dan Romawi, kata dia hal itu sangat biasa dibedakan bangsa Mesir, Yahudi dan Babiliona, bukan seperti kita (Romawi).<\/p>\n

Buku yang tidak lebih 600 halaman ini mampu mengeksplorasi bahakan mempengaruhi di abad selanjutnya, topik sejarah tersebut yang dtulis Viko tak terhitung banyak, mulai dari tema fisika hingga puisi dan politik, uang, hinga hantu, dan struktur keluarga hingga pengairan Bah. Ini menandai titik balik karya sangat penting dalam dunia pemikiran humaniora, sampai pengaruhnya tetap penting sejak awal masa romantisme dan sain modern.**<\/p>\n

 <\/p>\n

Penulis WS Abdul Aziz Katib Syuriah MWC NU Cicendo Kota Bandung.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Membicarakan filsafat sejarah bukan sekedar sedang berbicara potongan-potongan peristiwa sejarah di masa lalu. Akan tetapi lebih jauh filsafat sejarah upaya untuk menafsir ulang perjalanan sejarah dalam bangunan teori filsafat. Meneliti berbagai macam metodologi yang diciptakan oleh para pemikir sejarah, baik dari kalangan kelompok pemikir ekperimentalis maupun kelompok pemikir rasionalis. Filsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang …<\/p>\n","protected":false},"author":4,"featured_media":412,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,33],"tags":[148,28,151,149,150],"newstopic":[],"class_list":["post-411","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-berita","category-opini","tag-filsafat-sejarah","tag-headline","tag-madinah-allah","tag-studi-kritik-sejarah","tag-the-city-of-god"],"yoast_head":"\nMengenal Filsafat Sejarah (1) - Jabaraktual<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"ilsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang keagungan Tuhan melaui peristwa-peristiwa pada masa lalu, di satu sisi. Sebagaimana Santo Agustinus (354-440 M) menulis karya The City of God, arabnya Madinah Allah, seoarang teolog dan filsuf kristen di masa kekaisran Romawi, karya ini mencoba memfilsafati sejarah dengan warna ke-agamaan, di mana ia mencoba mengintgrasikan antara masa lalu, kini dan masa depan dalam satu derita yang sama, yaitu dosa dan penebusannya.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"id_ID\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Mengenal Filsafat Sejarah (1) - Jabaraktual\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"ilsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang keagungan Tuhan melaui peristwa-peristiwa pada masa lalu, di satu sisi. Sebagaimana Santo Agustinus (354-440 M) menulis karya The City of God, arabnya Madinah Allah, seoarang teolog dan filsuf kristen di masa kekaisran Romawi, karya ini mencoba memfilsafati sejarah dengan warna ke-agamaan, di mana ia mencoba mengintgrasikan antara masa lalu, kini dan masa depan dalam satu derita yang sama, yaitu dosa dan penebusannya.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Jabaraktual\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2024-10-03T01:05:40+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2024-10-03T01:15:44+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-content\/uploads\/2024\/10\/Roman-Ruins.jpeg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1178\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"787\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Redaksi\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Ditulis oleh\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Redaksi\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Estimasi waktu membaca\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 menit\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/\",\"url\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/\",\"name\":\"Mengenal Filsafat Sejarah (1) - Jabaraktual\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-content\/uploads\/2024\/10\/Roman-Ruins.jpeg\",\"datePublished\":\"2024-10-03T01:05:40+00:00\",\"dateModified\":\"2024-10-03T01:15:44+00:00\",\"author\":{\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/#\/schema\/person\/6b607fe20c19a98cf80bb7cf86b5a44c\"},\"description\":\"ilsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang keagungan Tuhan melaui peristwa-peristiwa pada masa lalu, di satu sisi. Sebagaimana Santo Agustinus (354-440 M) menulis karya The City of God, arabnya Madinah Allah, seoarang teolog dan filsuf kristen di masa kekaisran Romawi, karya ini mencoba memfilsafati sejarah dengan warna ke-agamaan, di mana ia mencoba mengintgrasikan antara masa lalu, kini dan masa depan dalam satu derita yang sama, yaitu dosa dan penebusannya.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"id\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"id\",\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-content\/uploads\/2024\/10\/Roman-Ruins.jpeg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-content\/uploads\/2024\/10\/Roman-Ruins.jpeg\",\"width\":1178,\"height\":787},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Mengenal Filsafat Sejarah (1)\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/#website\",\"url\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/\",\"name\":\"Jabaraktual\",\"description\":\"Membuka Data Melihat Fakta\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":{\"@type\":\"PropertyValueSpecification\",\"valueRequired\":true,\"valueName\":\"search_term_string\"}}],\"inLanguage\":\"id\"},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/#\/schema\/person\/6b607fe20c19a98cf80bb7cf86b5a44c\",\"name\":\"Redaksi\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"id\",\"@id\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/1cf79850497a762654eaaa7a7bdd3695?s=96&d=mm&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/1cf79850497a762654eaaa7a7bdd3695?s=96&d=mm&r=g\",\"caption\":\"Redaksi\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/jabaraktual.com\"],\"url\":\"https:\/\/jabaraktual.com\/author\/admin\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Mengenal Filsafat Sejarah (1) - Jabaraktual","description":"ilsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang keagungan Tuhan melaui peristwa-peristiwa pada masa lalu, di satu sisi. Sebagaimana Santo Agustinus (354-440 M) menulis karya The City of God, arabnya Madinah Allah, seoarang teolog dan filsuf kristen di masa kekaisran Romawi, karya ini mencoba memfilsafati sejarah dengan warna ke-agamaan, di mana ia mencoba mengintgrasikan antara masa lalu, kini dan masa depan dalam satu derita yang sama, yaitu dosa dan penebusannya.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/","og_locale":"id_ID","og_type":"article","og_title":"Mengenal Filsafat Sejarah (1) - Jabaraktual","og_description":"ilsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang keagungan Tuhan melaui peristwa-peristiwa pada masa lalu, di satu sisi. Sebagaimana Santo Agustinus (354-440 M) menulis karya The City of God, arabnya Madinah Allah, seoarang teolog dan filsuf kristen di masa kekaisran Romawi, karya ini mencoba memfilsafati sejarah dengan warna ke-agamaan, di mana ia mencoba mengintgrasikan antara masa lalu, kini dan masa depan dalam satu derita yang sama, yaitu dosa dan penebusannya.","og_url":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/","og_site_name":"Jabaraktual","article_published_time":"2024-10-03T01:05:40+00:00","article_modified_time":"2024-10-03T01:15:44+00:00","og_image":[{"width":1178,"height":787,"url":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-content\/uploads\/2024\/10\/Roman-Ruins.jpeg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Redaksi","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Ditulis oleh":"Redaksi","Estimasi waktu membaca":"3 menit"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/","url":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/","name":"Mengenal Filsafat Sejarah (1) - Jabaraktual","isPartOf":{"@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-content\/uploads\/2024\/10\/Roman-Ruins.jpeg","datePublished":"2024-10-03T01:05:40+00:00","dateModified":"2024-10-03T01:15:44+00:00","author":{"@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/#\/schema\/person\/6b607fe20c19a98cf80bb7cf86b5a44c"},"description":"ilsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang keagungan Tuhan melaui peristwa-peristiwa pada masa lalu, di satu sisi. Sebagaimana Santo Agustinus (354-440 M) menulis karya The City of God, arabnya Madinah Allah, seoarang teolog dan filsuf kristen di masa kekaisran Romawi, karya ini mencoba memfilsafati sejarah dengan warna ke-agamaan, di mana ia mencoba mengintgrasikan antara masa lalu, kini dan masa depan dalam satu derita yang sama, yaitu dosa dan penebusannya.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#breadcrumb"},"inLanguage":"id","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"id","@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#primaryimage","url":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-content\/uploads\/2024\/10\/Roman-Ruins.jpeg","contentUrl":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-content\/uploads\/2024\/10\/Roman-Ruins.jpeg","width":1178,"height":787},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/mengenal-filsafat-sejarah-1\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/jabaraktual.com\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Mengenal Filsafat Sejarah (1)"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/#website","url":"https:\/\/jabaraktual.com\/","name":"Jabaraktual","description":"Membuka Data Melihat Fakta","potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/jabaraktual.com\/?s={search_term_string}"},"query-input":{"@type":"PropertyValueSpecification","valueRequired":true,"valueName":"search_term_string"}}],"inLanguage":"id"},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/#\/schema\/person\/6b607fe20c19a98cf80bb7cf86b5a44c","name":"Redaksi","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"id","@id":"https:\/\/jabaraktual.com\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/1cf79850497a762654eaaa7a7bdd3695?s=96&d=mm&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/1cf79850497a762654eaaa7a7bdd3695?s=96&d=mm&r=g","caption":"Redaksi"},"sameAs":["https:\/\/jabaraktual.com"],"url":"https:\/\/jabaraktual.com\/author\/admin\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/411","targetHints":{"allow":["GET"]}}],"collection":[{"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/4"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=411"}],"version-history":[{"count":3,"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/411\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":415,"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/411\/revisions\/415"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/412"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=411"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=411"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=411"},{"taxonomy":"newstopic","embeddable":true,"href":"https:\/\/jabaraktual.com\/wp-json\/wp\/v2\/newstopic?post=411"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}