{"id":440,"date":"2024-11-23T23:56:00","date_gmt":"2024-11-23T23:56:00","guid":{"rendered":"https:\/\/jabaraktual.com\/?p=440"},"modified":"2024-11-25T03:51:21","modified_gmt":"2024-11-25T03:51:21","slug":"pilwalkot-bandung-farhan-erwin-jadi-pilihan-rasional-nahdliyin-kota-bandung","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/jabaraktual.com\/pilwalkot-bandung-farhan-erwin-jadi-pilihan-rasional-nahdliyin-kota-bandung\/","title":{"rendered":"Pilwalkot Bandung : Siapa Jadi Pilihan Rasional Warga Nahdliyin Kota Bandung ?"},"content":{"rendered":"
Hanya tinggal menghitung hari<\/strong> penduduk Kota Bandung berada di bilik suara pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota 2004-2029 tepatnya hari Rabu, 27 November 2024 menentukan pemimipin mereka selama 5 tahun ke depan. Elektoral tersebut serentak dengan pemilihan kepala Daerah lain di seluruh Indonesia.<\/p>\n Bagi sebagian orang, paslon-paslon sekarang tidak begitu menarik sejak tahun 2013 pasca Ridwan Kamil jadi orang nomor satu di Kota Bandung, untuk tidak menyebut pilkada kali ini rasa pilkades. Kandidat yang diharapkan publik sepertinya masih beromantika pada masa \u00a0Ridwan Kamil (RK) demikan pula masih dalam bayang-bayang kekuasaan Jokowi, yang mana semua ingin dari bagian dari kekusaan kemaren dan saat ini, demikian ekspektasi para kandidat poltik saat ini.<\/p>\n Namun ketika itu RK tak berlanjut pada periode berikutnya, bagi banyak pihak pemain politik di Kota Bandung, politik di Kota Bandung tidak selalu harus diasosisikan pada bayang-bayang kepemimipnan \u00a0RK, yang mana RK pada saat itu langsung melenggang ke tahta gubernur Jawa Barat, dan kali ini pada saat yang sama RK sedang mengadu nasib di DKI Jakarta untuk jadi gubernur. Demikian dengan dukungan Jokowi di banyak tempat tak berpengaruh signifikan, jika melihat sejumlah lembaga survei kandidat-kandidat yang diendorsenya cenderung tak mendapat dukungan publik secara signifikan.<\/p>\n Namun ada pemandangan yang menarik dalam kontestasi politik Kota Bandung kali ini, antara relasi politik kandidat dengan Ormas Nahdlatul Ulama (NU), meski secara Institusi NU dalam posisi netral. Menjadi menarik karena semua kandidat melakukan sowan atau Silaturahmi ke kantor Pengurus Cabang (PC) NU Kota Bandung. \u00a0Dalam lanskap pemberitaan publik, tidak semua kantor ormas Islam yang ada di Kota Bandung didatangi para paslon calon Wali Kota atau calon Wakil Kota itu.<\/p>\n Periode kali ini sepertinya agak berbeda dengan tradisi sebelum-sebelumnya, kali ini para kandidat sowan dan silaturahmi politik ke kantor pengurus cabang NU, bahkan PC NU tak menampik menerima semua paslon, ini menunjukkan bagi para pengantin politik, sepertinya belum sempurna jika belum sowan ke para elit di PC NU.<\/p>\n Tentu kedatangan para Paslon Politik tersebut bukan suatu kebetulan, yang berada di ruang hampa, mereka datang pasti sudah diolah para pemain politik yang notabene, bisa jadi mereka adalah dari sejumlah pengurus atau sebagian warga Nahdliyin, suka atau pun tidak publik menilai begitu, meski kedatangan mereka hanya basa-basi politik yang dibalut dengan istilah silaturrahmi, namun publik menilai kental dikaitkan dengan dukungan politik.<\/p>\n Semua Paslon Merasa Didukung Nahdliyin<\/strong><\/p>\n Pasangan calon walikota dan wakil wali kota Bandung periode 2024-2029 berjumlah 4 pasang kandidat. No urut 1 Dandan-Arif, 2 Haru-Dhani, 3 Farhan-Erwin, 4 Arfi-Yena. Ke empat pasang calon tersebut sudah bertandang ke kantor PC NU untuk sowan dan silaturahmi politik.<\/p>\n Oleh karena itu dari semua pasangan secara psikologi politik, tak heran jika mereka saling klaim merasa didukung NU atau paling tidak dekat dengan organisasi Islam terbesar di dunia ini. Meski masing-masing kadidat sudah memiliki dukungan resmi atau tidak resmi dari ormas-ormas Islam selain NU. Seperti pasangan\u00a0 Haru-Dhani memiliki dukungan dari warga Muhammadiyah \u00a0Kota Bandung\u00a0 meski dukungan tersebut tidak terang-terangan secara terbuka.<\/p>\n Kedatangan mereka ke kantor PC NU pada musim politik seperti saat ini, tentu harapan mereka bisa mempengaruhi dan mendapat suara dari ceruk warga Nahdliyin di Kota Bandung. Dalam politik hal itu tidak ada yang salah dan memang harus demikian membangun komunikasi dengan semua pihak, termasuk dengan ormas Islam seperti NU.<\/p>\n Akan tetapi dalam hal preferensi politik warga Nahdliyin di akar rumput dan elit pengurus di tubuh ormas NU Kota Bandung jelas paradoks, apalagi terkait preferensi politik\u00a0 yang melibatkan warga, ini tergantung kelihaian para tim paslon masing-masing untuk meyakinkan warga Nahdliyin ini.<\/p>\n Pertanyaannya adalah, kemana ceruk suara warga Nahdliyin Kota Bandung baik di akar rumput maupun elit pengurus pada Pilwalkot kali ini ? Lalu siapa yang paling rasional dijadikan pilihan warga Nadliyin ini?<\/p>\n Untuk memastikan hal tersebut kita harus melihat peta politik dan maping realitas politik hari ini dan sebelumnya, terutama meneropong kandidat yang memiliki irisan kuat dengan elit pengurus NU dan akar rumputnya.\u00a0 Sehingga, jika meminjam Istilah Thomas Hobbes terjadi keadaan alamiah ( state of nature<\/em>) dalam tubuh pemilih Nahdliyin secara umum.<\/p>\n Siapa Preferensi Politik Warga Nahdliyin ?<\/strong><\/p>\n Dalam pemilihan Walikota kali ini, ada dua kandidat yang memiliki irisan kultural mau pun struktural secara langsung baik dalam ideologis dan genealogis Nahdliyin. Pertama, kandidat calon Wakil Walikota Bandung 2024-2029 adalah H. Erwin sebagai Ketua PKB Kota Bandung dan ia salah satu pengurus struktural NU tepatnya di Lembaga Pagar Nusa PC NU Kota Bandung. Kedua, calon Wakil Walikota Bandung 2024-2029, ialah Hj. Yena Iskandar Ma’soem adalah putri dari tokoh NU Jawa Barat KH. Nanang Ma’soem (Alm).<\/p>\n Selain dari kandidat yang memiliki irisan dengan NU, kandidat dari pasangan luar NU seperti Haru-Dhani dan pasangan Dandan-Arif ingin memiliki klaim yang sama, yaitu ingin bagian dari Nahdliyin, meski mereka tak memiliki irisan langsung dengan NU, terutama pada pasangan Haru-Dhani, ini akan sangat sulit meraih suara NU secara signifikan kecuali ada anomali besar yang mempengaruhi konstituen ormas Islam terbesar ini.<\/p>\n Semua kandidat tersebut autoplay memainkan pendekatan politik masing-masing dalam mengambil hati selera pemilih warga Nahdliyin Kota Bandung. Meski para elit-elit Nandliyin di Kota Bandung, dalam penilaian publik, mereka sudah paham kemana arah para elit tersebut berlabuh. Meski persfektif politik mereka tidak pernah linear antara arus yang berada di bawah dalam soal yang satu ini.<\/p>\n Alih-alih tidak pernah sama dalam soal preferensi politik, tahun ini agak berbeda, antara elit-elit pengurus di atas dengan di bawah seperti bersama secara linear mengusung dan mendukung pada salah satu kandidat, atau setidaknya mereka punya pandangan bersatu untuk memilih yang memiliki irisan langsung dengan NU.<\/p>\n Pertanyaan apakah ceruk warga NU Kota Bandung berlabuh kepada pasangan calon urut yang mana, karena semua pasangan merasa didukung oleh Nahdliyin.<\/p>\n Beberapa sumber yang dapat dipercaya bahkan dari sumber dari ring 1 elit-elit NU di Kota Bandung menyebut, bahkan dari hasil penelurusan diskusi-diskusi warung kopi dan beberapa wawancara di banyak pengurus\u00a0 di tingkat kecamatan, dan ranting-ranting mayoritas preferensi politik baik di atas maupun arus bahwa sudah punya sikap kecenderungan selera politik mereka kali ini ke Paslon nomor urut tiga\u00a0 ( Farhan-Erwin ), meski umatnya (jama’ah) belum tentu sama, semua masih dinamis sampai detik-detik pencoblosan. Terhadap paslon lain memang suara warga Nahdliyin mulai sudah tidak terkonsentrasi, namun pada pasangan Farhan-Erwin sepertinya semakian menguat, adapun terhadap pasangan yang lain mulai tidak terkonsentrasi, untuk tidak menyebut suaranya melemah.<\/p>\n Salah satu faktor melemahnya dukungan Nahdliyin terhadap paslon lain, diakibatkan mandeknya komunikasi politik yang dibangun tim paslon mereka, baik di kalangan elit dan kalangan alit, mengakibatkan preferensi politik warga Nahdliyin Kota Bandung tidak terolah dengan baik dan solid, sehingga ceruk Nahdliyin pada pase pertama banyak yang wait end see <\/em>dan pada pase akhir mereka lebih solid pada paslon yang memiliki irisan langsung dengan NU, terutama pada paslon nomor urut tiga.<\/p>\n Karena faktor tim Farhan yang secara umum lebih intens membangun komunikasi politik dengan publik, presentasinya jauh lebih besar dari pada tim paslon-paslon lain, Indikasi ini berdasarkan data LSI pada tanggal 11-16 November 2024. Intensitas kampanye tim Farhan sebesar 12,2%, Erwin 5,9%, Haru 5,7%, Yena 4,7, Arfi 2,9, Dhani 2,2 % , Dandan 1,5% dan Arif 0,6%. Dari data tersebut bisa disimpulkan, bahwa mesin politik yang paling banyak bergerak dari masing-masing calon yang masif adalah tim sukses dari Farhan.<\/p>\n Dengan demikian efek tim mesin Farhan ini yang abanyak mempengaruhi, meski banyak faktor selera politik warga Nahdliyin berlabuh ke paslon nomor urut tiga ini.\u00a0 Dalam analisa politik, memang logis dan masuk akal jika mayoritas warga Nahdliyin Kota Bandung memilih pasangan Farhan-Erwin, karena adanya ikatan struktur\u00a0 dan emosi yang kuat dengan Calon Wakil Wali Kota (Erwin), meski ada putri KH. Nanang Ma’soem (alm) namun mesin politiknya tak begitu gencar dan intens berkomunikasi dengan elemen-elemen NU dibangun sejak awal. Paslon Farhan-Erwin, selain punya ikatan emosinal dengan NU, terlebih pasangan nomor urut tiga ini memiliki elektabilitas paling tinggi dalam survei pertama kali dirilis di banding dengan pasangan laian yaitu 34,5 persen di banding dengan paslon nomor urut empat hanya 14,5% berdasarkan survei resmi Charta Politika yang dirilis pada akhir September lalu.<\/p>\n Apalagi melihat survei pada tanggal 11-16 November 2024 dilakukan LSI pasangan Farhan-Erwin memiliki elektabilitas 56,2 persen tentu ini pula yang menjadi pertimbangan rasional semakin memantapkan preferensi warga Nahdliyin lebih cocok terhadap pasangan kandidat Farhan-Erwin pada detik-detik akhir.<\/p>\n Meski elektabilitas pasangan Farhan-Erwin mulai tergerus pada 17-21 November 2024 dalam rilis paling mutakhir survei yang dilakukan Polsight, elektabilitas Farhan-Erwin dapat 34,08 persen di bawah pasangan Haru-Dhani sebesar 36,58 persen sedangkan pasangan Arfi-Yena 12,33 persen dan Dadan-Arif\u00a0 9,50 persen dan 7,50 persen yang belum menentukan pilihan.<\/p>\n Dengan demikian meski para Nahdliyin ini sudah punya preferensi politik masing-masing, namun umumnya masyarakat Kota Bandung, menurut data LSI tanggal 11-16 November sebesar 41,4 persen akan menetukan pilihan mereka pada beberapa hari jelang pencoblosan,dan 17,2 persen menurut data LSI tersebut akan menentukan pilihanya ketika hari penceblosan.<\/p>\n Tentu politik selalu dinamis sampai detik-detik akhir pencoblosan. Tulisan ini hanya analisa poltik pribadi, berdasarkan analisa dan data serta fakta di lapangan sebagai warga Nahdliyin yang melihat dari prilaku politik elit dan akar rumput warga Nahdliyin Kota Bandung dalam preferensi politik mereka beberapa bulan terkhir ini. Di bilik suara semua tidak ada yang tahu \u00a0hendak siapa yang mereka akan coblos, hanya Tuhan dan dirinya yang tahu. Wallahu \u2018Alam<\/em>. []<\/p>\n <\/p>\n Penulis : WS Abdul Aziz,\u00a0 Sekretaris di Forum Jurnalis Jabar dan Alumni PD-PKNU Kota Bandung Angkatan 1.<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":" Hanya tinggal menghitung hari penduduk Kota Bandung berada di bilik suara pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota 2004-2029 tepatnya hari Rabu, 27 November 2024 menentukan pemimipin mereka selama 5 tahun ke depan. Elektoral tersebut serentak dengan pemilihan kepala Daerah lain di seluruh Indonesia. Bagi sebagian orang, paslon-paslon sekarang tidak begitu menarik sejak tahun 2013 pasca …<\/p>\n","protected":false},"author":4,"featured_media":448,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2,5,6],"tags":[161,28,162,147],"newstopic":[],"class_list":["post-440","post","type-post","status-publish","format-standard","has-post-thumbnail","hentry","category-berita","category-editorial","category-politik","tag-farhan-erwin","tag-headline","tag-nahdliyin-kota-bandung","tag-pilwalkot-kota-bandung-2024"],"yoast_head":"\n