Home » Berita » Ini Faktor Utama Mengapa Anak Pilih-Pilih Makan

Ini Faktor Utama Mengapa Anak Pilih-Pilih Makan

Redaksi 26 Sep 2024 209

Jabaraktual.comPara orang tua yang merasa jengkel dengan anak mereka yang pilih-pilih makanan, tenang saja: menurut para ilmuwan, penolakan untuk mengonsumsi lebih banyak jenis makanan lebih disebabkan oleh gen daripada pola asuh.

Para peneliti menyelidiki kebiasaan makan pada balita hingga remaja dan menemukan bahwa rata-rata kerewelan terhadap makanan hanya berubah sedikit dari usia 16 bulan hingga 13 tahun. Ada sedikit peningkatan dalam kerewelan pada usia tujuh tahun, kemudian sedikit menurun setelahnya.

Dilansir dari The Guardian, bahwa para penelitian menyebutkan faktor pemicu anak pilih-pilih makanan, DNA muncul sebagai faktor dominan. Variasi genetik dalam populasi menjelaskan 60% perbedaan dalam sifat pilih-pilih makanan pada usia 16 bulan, meningkat menjadi 74% dan lebih banyak lagi pada usia tiga hingga 13 tahun, demikian temuan penelitian tersebut.

Temuan ini menunjukkan bahwa hanya mengonsumsi sedikit jenis makanan dan merasa takut mencoba sesuatu yang baru lebih merupakan faktor bawaan daripada faktor pendidikan. Temuan ini juga menunjukkan adanya peluang ketika intervensi untuk mendorong pola makan yang lebih bervariasi mungkin lebih efektif.

Dr. Zeynep Nas, seorang ahli genetika perilaku di UCL, berkata: “Hal utama yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa kerewelan dalam memilih makanan bukanlah sesuatu yang muncul dari pola asuh. Hal ini benar-benar terjadi karena perbedaan genetik di antara kita,” ujarnya dikutip dari The Guardian, Kamis 26/09/24.

Faktor lain yang memengaruhi anak yang pilih-pilih makanan berasal dari lingkungan tempat mereka tinggal, kata para peneliti, seperti duduk untuk makan bersama keluarga dan jenis makanan yang dikonsumsi orang-orang di sekitar mereka.

Nas dan rekan-rekannya menganalisis data dari studi Gemini di Inggris, yang melibatkan 2.400 pasang anak kembar untuk meneliti bagaimana genetika dan lingkungan memengaruhi pertumbuhan anak. Sebagai bagian dari studi tersebut, para orang tua mengisi kuesioner tentang kebiasaan makan anak-anak mereka pada usia 16 bulan dan sekali lagi pada usia tiga, lima, tujuh, dan 13 tahun.

Untuk mengetahui seberapa besar faktor genetika berkontribusi terhadap kebiasaan makan yang pilih-pilih dan seberapa besar faktor lingkungan, para peneliti membandingkan kebiasaan makan pada saudara kembar identik dan saudara kembar non-identik. Sementara saudara kembar identik memiliki 100% gen yang sama, saudara kembar non-identik hanya memiliki setengahnya.

Dalam tulisannya di Jurnal Psikologi Anak dan Psikiatri , para peneliti menjelaskan bagaimana kebiasaan pilih-pilih makanan lebih mirip di kalangan saudara kembar identik dibandingkan saudara kembar non-identik, bukti bahwa genetika sebagian besar mendasari perbedaan dalam sifat pilih-pilih makanan.

Namun, lingkungan anak-anak juga penting. Pengalaman yang dialami oleh anak kembar, seperti jenis makanan yang dimakan di rumah, merupakan faktor pemicu utama kerewelan saat mereka masih balita. Antara usia tujuh dan 13 tahun, pengalaman individu seperti memiliki teman yang berbeda menjelaskan sekitar 25% variasi tingkat kerewelan makan.

Pengalaman bersama, seperti makan bersama keluarga, paling berpengaruh pada balita, jadi menawarkan lebih banyak variasi pada usia tersebut mungkin paling efektif, kata para peneliti.

Meskipun faktor genetika jelas penting dalam pola makan yang pilih-pilih, para peneliti menambahkan, faktor genetika tidak boleh membuat orang tua merasa tidak berdaya. Seperti yang dikatakan Nas: “Genetika bukanlah takdir.”

Dr. Alison Fildes, salah satu penulis studi di Universitas Leeds, mengatakan: “Meskipun pola makan pilih-pilih memiliki komponen genetik yang kuat dan dapat berlanjut hingga melewati masa kanak-kanak, hal ini tidak berarti bahwa hal tersebut dapat diperbaiki.

“Orang tua dapat terus mendukung anak-anak mereka untuk mengonsumsi berbagai macam makanan sepanjang masa kanak-kanak hingga remaja, tetapi teman sebaya dan teman mungkin menjadi pengaruh yang lebih penting pada pola makan anak-anak saat mereka menginjak usia remaja.”

Pada tahun 2022, Dr. Nicola Pirastu di Human Technopole, sebuah lembaga penelitian Italia, memimpin sebuah penelitian tentang genetika preferensi makanan.

Ia menemukan bahwa faktor genetika yang memengaruhi reseptor rasa dan bau tidak sepenting variasi di otak yang memengaruhi reaksi orang terhadap rasa yang berbeda. “Meskipun rasa adalah faktor pertama yang menentukan pilihan makanan, perbedaan genetika lebih mungkin menentukan respons otak terhadap rasa tersebut,” katanya.

Memahami lebih jauh tentang genetika pilihan makanan dapat membantu para ilmuwan mengidentifikasi apa yang menghalangi sebagian orang untuk makan sehat dan membuka jalan bagi makanan sehat yang dimodifikasi agar lebih menarik, kata Pirastu. Kemungkinan lain, imbuhnya, adalah obat generasi baru yang mengubah preferensi orang ke arah makanan yang lebih sehat. **

Sumber | The Guardian

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Dari Gus Dur kita Belajar Pembaharuan NU (I)

Redaksi

18 Des 2024

Setelah wafat KH. Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) pada 30 Desember 2009 banyak murid dan pengikutnya menyebut bulan Desember sebagai bulan Gus Dur. Berbagai ucapan, tulisan,opini, esai, meme, dan diskusi-diskusi bertemakan tentang pemikiran Gus Dur diselenggarakan, bertebaran banner, leaflet digital memenuhi linimasa media sosial kita. Jika boleh dikenakan dalam istilah sekarang Point of View …

Kemenangan Farhan-Erwin antara Enigmatis dan Harapan ?

Redaksi

10 Des 2024

Beberapa hari lalu Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Bandung telah mengumumkan hasil resmi menetapkan rekapitulasi suara pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (pilwakot) Bandung, Jumat tanggal 6/12/2024. Hasilnya, pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Farhan-Erwin unggul dengan suara 523.000 (44,64%) dan untuk pasangan nomor urut 1 Dandan-Arif meraih 83.498 (7,13 %) nomor …

Farhan-Erwin Jadi Preferensi Politik Paling Rasional Warga Nahdliyin

Redaksi

24 Nov 2024

Dalam pemilihan Walikota kali ini, ada dua kandidat yang memiliki irisan kultural mau pun struktural secara langsung baik dalam ideologis dan genealogis Nahdliyin. Pertama, kandidat calon Wakil Walikota Bandung 2024-2029 adalah H. Erwin sebagai Ketua PKB Kota Bandung dan ia salah satu pengurus struktural NU tepatnya di Badan Otonom (Banom) Pagar Nusa PC NU Kota …

Pilwalkot Bandung : Siapa Jadi Pilihan Rasional Warga Nahdliyin Kota Bandung ?

Redaksi

23 Nov 2024

Hanya tinggal menghitung hari penduduk Kota Bandung berada di bilik suara pada pemilihan Walikota dan Wakil Walikota 2004-2029 tepatnya hari Rabu, 27 November 2024 menentukan pemimipin mereka selama 5 tahun ke depan. Elektoral tersebut serentak dengan pemilihan kepala Daerah lain di seluruh Indonesia. Bagi sebagian orang, paslon-paslon sekarang tidak begitu menarik sejak tahun 2013 pasca …

Sah ! Pengurus ISNU Jawa Barat Masa Khidmat 2024-2029 Resmi di Lantik

Redaksi

31 Okt 2024

Bandung, jabaraktual.com – Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Jawa Barat menggelar pelantikan dan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) yang diselenggarakan di Hotel Puri Khatulistiwa, Sumedang, Kamis 31 Oktober 2024. Pelantikan dan rakelwil PW ISNU Jabar ini dihadiri langsung ketua umum PP ISNU Prof. Dr. KH. Ali Masykur Musa, M.Si., M.Hum.  Dalam sambutannya, ia mengucapkan …

Mengenal Filsafat Sejarah (1)

Redaksi

03 Okt 2024

Membicarakan filsafat sejarah bukan sekedar sedang berbicara potongan-potongan peristiwa sejarah di masa lalu. Akan tetapi lebih jauh filsafat sejarah upaya untuk menafsir ulang perjalanan sejarah dalam bangunan teori filsafat. Meneliti berbagai macam metodologi yang diciptakan oleh para pemikir sejarah, baik dari kalangan kelompok pemikir ekperimentalis maupun kelompok pemikir rasionalis. Filsafat sejarah tak sekedar berbicara tetang …

Hot Categories
x
x